Laman

Senin, 01 April 2013

PENALARAN DEDUKTIF

Pendefinisian Penalaran


       Penalaran adalah proses berpikir yang didapat secara cepat dari pengamatan indera atau fisik (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah penafsiran pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sama akan terbentuk proposisi – proposisi yang sama pula, berdasarkan beberapa proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kita dapat menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak kita ketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

       Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan abgian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif dicerna dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.

Pengertian Penalaran Deduktif 


      Penalaran deduktif bertolak dari sebuah konklusi atau kesimpulan khusus yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. kesimpulan yang diperoleh tidak mungkin lebih umum dari pada proposisi tempat menarik kesimpulan itu. Penalaran deduktif merupakan metode berpikir deduktif ,yang mana metode berfikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Metode ini diawali dari pembentukan Teori, hipotesis, Definisi operasional, Instrumen dan Operasionalisasi. 

      Penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan abgian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.

Beberapa ciri utama dari penalaran deduktif, yaitu : 
1. Jika semua premis benar maka kesimpulan pasti benar 
2. Semua informasi atau fakta pada kesimpulan sudah ada, sekurangnya secara implisit, dalam premis. 

Pengertian Premis Mayor dan Premis Minor 


      Premis mayor biasa disebut pernyataan umum, sedangkan premis minor biasa disebut pernyataan khusus. Proses yang menyatukan keduanya dikenal dengan istilah silogisme. Silogisme merupakan proses penalaran di mana dari dua premis ditarik suatu proposisi baru (berupa kesimpulan). 

Contoh:
Premis mayor : Semua yang bernyawa akan mengalami kematian. 
Premis minor :Hewan merupakan sesuatu yang bernyawa.
kesimpulan :Hewan akan mengalami kematian. 

dalam berfikir deduktif kita harus berfikir dari yang umum ke yang khusus. Dari yang abstrak ke yang konkrit. Dari teori ke fakta-fakta.


Jenis Penalaran Deduktif 


     Penalaran deduktif secara tidak langsung merupakan bentukan dari penarikan kesimpulan secara langsung yang memerlukan dua premis sebagai bukti (Data). premis pertama biasanya merupakan premis yang bersifat umum dan premis kedua merupakan premis yang bersifat khusus. jenis dari penalaran deduksi itu sendiri dapat dibagi dalam empat kategori dalam penarikan kesimpulan secara tidak langsung yaitu sebagai berikut : 

1. Silogisme Kategorial


    Silogisme yang terbentuk dari tiga proposisi. Silogisme kategorial dibetuk berdasarkan kelas kelas premis dan kesimpulan yang kategoris. Konditional hipotesis yaitu bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya Menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis minor. 

Contoh : 
Premis Mayor : Tidak ada manusia yang abadi 
Premis Minor : Poltak adalah manusia 
Kesimpulan     : Poltak tidak abadi 

Hukum-hukum Silogisme Katagorik 

Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga.
Contoh :
Premis Mayor : Semua yang haram dimakan menyebabkan penyakit.
Premis Minor : Sebagian makanan halal dimakan 
Kesimpulan     : Jadi Sebagian makanan halal dimakan 

Kaedah- kaedah atau aturan umum dalam silogisme kategorial adalah : 
1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan 
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negative. 
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. 
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. 
8. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan.

2. Silogisme Hipotesis 


     Silogisme hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor, premis minor, dan kesimpulan yang berproposisi kondisional hipotesis. Akan tetapi premis mayor bersifat hipotesis atau pengadaian dengan jika konklusi tertentu itu terjadi, maka kondisi yang lain akan menyusul terjadi. Premis minor menyatakan kondisi pertama terjadi atau tidak terjadi. 

terdapat empat macam tipe silogisme hipotesis yaitu: 
1. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent, seperti: 
Jika hujan, saya tidak pergi kuliah. Sekarang hujan jadi saya tidak pergi kuliah. 

2. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengakui bagiar konsekuennya, seperti: 
Jika Malam, langit mulai gelap. Sekarang langit mulai gelap jadi sekarang Malam.

3. Silogisme hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent, seperti: 
Jika cinta dilaksanakan dengan paksaan, maka kebosanan akan muncul. Cinta yang tidak dilaksanakan dengan paksaan, Jadi kebosanan tidak akan muncul.

4. Silogisme hipotetis yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya, seperti: 
Bila uang jajan Anggi diturunkan , Anggi akan kesulitan. Anggi tidak kesulitan. Jadi uang jajan Anggi tidak diturunkan. 

Kaedah- kaedah atau aturan umum dalam silogisme Hipotesis adalah : 
       Mengambil konklusi dari silogisme hipotesis jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting di sini adalah menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B, jadwal hukum silogisme hipotetik adalah: 

1) Bila A terlaksana maka B juga terlaksana. 
2) Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3) Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah) 
4) Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana 

Contoh : 
Premis Mayor   : Jika tidak turun hujan, maka panen akan gagal 
Premis Minor    : Hujan tidak turun 
Kesimpulan        : Sebab itu panen akan gagal. 

3. Silogisme Akternatif 


     Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu alternatifnya. Konklusi tergantung dari premis minornya. 

Silogisme ini ada dua macam, silogisme disyungtif dalam arti sempit dan silogisme disyungtif dalam arti luas. 

1.Silogisme disyungtif dalam arti sempit mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. 

Contoh : 
Premis Mayor   : Cikal gemuk atau kurus.
Premis Minor    : Ternyata cikal gemuk. 
Kesimpulan        : Jadi, cadi Cikal tidak gemuk. 

2.Silogisme disyungtif dalam arti luas premis mayomya mempunyai alternatif bukan kontradiktif

Contoh: 
Premis Mayor   : Ia bekerja atau bersantai. 
Premis Minor    : Ternyata Ia tidak bekerja. 
Kesimpulan        : Jadi, Ia Bersantai. 

Silogisme disyungtif dalam arti sempit maupun arti iuas mempunyai dua tipe yaitu: 

1. Premis minornya mengingkari salah satu alternatif, konklusi-nya adalah mengakui alternatif yang lain. 
2. Premis minor mengakui salah satu alternatif, kesimpulannya adalah mengingkari alternatif yang lain. 

Kaedah-kaedah silogisme alternatif : 
1. Silogisme disyungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila prosedur penyimpulannya valid 

2. Silogisme disyungtif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut: 
a. Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar) 
    Contoh : 
    Premis Mayor    : Adi pergi menggunakan Motor atau Mobil. 
    Premis Minor     : Adi pergi menggunakan Mobil.
    Kesimpulan        : Jadi Adi tidak pergi menggunakan Motor. 

b. Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah) 
     Contoh : 
     Premis Mayor   : Wanita cantik itu pergi ke Kantin atau ke Toilet.
     Premis Minor    : Ternyata wanita cantik itu tidak ke Toilet. 
     Kesimpulan        : Jadi wanita cantik itu pergi ke Kantin. (Bisa jadi ia pergi ke tempat lain). 

4. Entimen 


     Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lisan maupun tulisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Entimen atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis silogisme yang tidak lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme" kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari bentuk selain silogisme. 

Contoh : 
Premis Mayor    : Mahasiswa yang baik tidak pernah sama dalam membuat laporan. 
Premis Minor     : Ani Mahasiswa yang baik. 
Kesimpulan         : Ani tidak pernah sama dalam membuat laporan. 
Entimen               : Ani tidak pernah sama membuat laporan karena ia Mahasiswa yang baik 


sumber : 

1 komentar:

uchtridlabate mengatakan...

Slot Machine Online – Joker123 Casino - JMTHub
Joker123 is one of 구미 출장안마 the best casino games for 남양주 출장샵 online poker players 구리 출장샵 who 포천 출장마사지 have their hours on The Joker123 당진 출장샵 Poker Slot Machine by Joker Casino is a very famous online

Posting Komentar