Laman

Senin, 13 Mei 2013

PENALARAN INDUKTIF

Pendefinisian Penalaran 


       Penalaran adalah proses berpikir yang didapat secara cepat dari pengamatan indera atau fisik (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah penafsiran pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sama akan terbentuk proposisi – proposisi yang sama pula, berdasarkan beberapa proposisi yang diketahui atau dianggap benar, kita dapat menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak kita ketahui. Proses inilah yang disebut menalar. 

        Penalaran induktif didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal. Berdasarkan atas prinsip khusus tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang umum yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran induktif dicerna dari sesuatu yang khusus kepada yang umum.

PENALARAN INDUKTIF 

       Metode penalaran induktif adalah adalah suatu penalaran yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. . Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme. 

contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.

Jenis – jenis penalaran induktif 

1.  Generalisasi 
       Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Generalisasi juga dapat dikatakan sebagai pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala, yang dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. 
Contoh : 

Bila seorang berkata bahwa mobil adalah semacam kendaraan pengangkut, maka pengertian mobil dan kendaraan pengangkut merupakan hasil generalisasi juga. Dari bermacam – macam tipe kendaraan dengan ciri – ciri tertentu ia mendapatkan sebuah gagasan mengenai mobil, sedangkan dan bermacam – macam alat untuk mengangkut sesuatu lahirlah abstraksi yang lebih tinggi ( = generalisasi lagi ) mengenai kendaraan pengangkut. 

Macam – macam generalisasi :

Generalisasi dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan yang bukan loncatan induktif. (Gorys Keraf, 1994 : 44-45) 
  • Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna) 
  • Generalisasi Dengan Loncatan Induktif (Generalisasi sempurna)
Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif (Generalisasi tidak sempurna) 

     Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali. Misalnya, untuk menyelidiki penyakit yang sering diderita oleh orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan sample untuk menyimpulkannya. 

Contoh : 
Hampir seluruh orang di Indonesia menderita sakit magh. 

Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. 

Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum. 

Generalisasi Dengan Loncatan Induktif (Generalisasi sempurna)

      Dalam loncatan induktif suatu fenomena belum mencerminkan seluruh faktayang ada. Fakta-fakta tersebut yang digunakan dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Dengan demikian loncatan induktif dapat diartikan sebagai loncatan dari sebagian evidensi kepada suatu generalisasi yang jauh melampaui kemungkinan yang diberikan oleh ebidensi itu. 

2.   Analogi
Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya.

Tujuan Analogi
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi 

Contoh :
Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars.

3.   Kausal
Kausal adalah paragraph yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. 

Contoh :
Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati. 

Tujuan Kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola :

a. Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek.

Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. 

b. Akibat ke sebab
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.

Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.

c. Akibat ke akibat
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat. 

Contoh : 
Pada sabtu sore terjadi badai salju, akibatnya jalanan ditutup karena dipenuhi oleh salju.


Sumber :



Silogisme Kategorial

       Silogisme Kategorial merupakan silogisme yang memiliki semua proposisinya merupakan katagorial dari proposisi . Proposisi yang mendukung sebuah silogisme disebut dengan premis yang ada saat ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu dengan premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term). 

         Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga (dan hanya tiga) proposisi kategorial yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang muncul dalam rangkaian pernyataan itu. Term predikat dari konklusi adalah term mayor dari seluruh silogime itu. Sedangkan subyek dari konklusi disebut term minor dari silogisme, sementara term yang muncul dalam kedua premis dan tidak muncul dalam kesimpulan disebut term tengah. 

Contoh : 

Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya. Sapi termasuk binatang mamalia. Jadi, Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya. 

Silogisme Kategorial : Silogisme yang terjadi dari tiga dan hanya tiga proposisi. 

1. Premis umum        : Premis Mayor 
2. Premis khusus       : Premis Minor 
3. Premis simpulan   : Premis Kesimpulan

Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. 

Aturan umum dalam silogisme kategorial sebagai berikut: 

1. Silogisme harus terdiri atas tiga term yaitu : term mayor, term minor, term penengah. 
2. Silogisme terdiri atas tiga proposisi yaitu premis mayor, premis minor, dan kesimpulan. 
3. Dua premis yang negatif tidak dapat menghasilkan simpulan. 
4. Bila salah satu premisnya negatif, simpulan pasti negatif. 
5. Dari premis yang positif, akan dihasilkan simpulan yang positif. 
6. Dari dua premis yang khusus tidak dapat ditarik satu simpulan. 
7. Bila premisnya khusus, simpulan akan bersifat khusus. Dari premis mayor khusus dan premis minor negatif tidak dapat ditarik satu simpulan. 

Contoh silogisme Kategorial: 

Premis Mayor  : Semua kendaraan bermotor membutuhkan bahan bakar.
Premis Minor   : Mobil merupakan kendaraan bermotor.
Kesimpulan      : Mobil membutuhkan bahan bakar.

Premis Mayor   : Tidak ada mahluk hidup yang bertahan tanpa makan.
Premis Minor    : Ayam adalah makhul hidup
Kesimpulan       : Ayam tidak bertahan tanpa makan. 

Premis Mayor : Semua mahasiswa gunadarma memiliki npm.
Premis Minor  : Findy tidak memiliki npm.
Kesimpulan      : Findy bukan mahasiswa mahasiswa gunadarma. 

Kaidah-kaidah Silogisme Kategorial 

1. Apabila dalam satu premis partikular, kesimpulan harus partikular juga, seperti: 

Premis Mayor  :  Semua yang halal dimakan menyehatkan 
Premis Minor   :  Sebagian makanan tidak menyehatkan, 
Kesimpulan      :  Jadi Sebagian makanan tidak halal dimakan 
(Kesimpulan tidak boleh: Semua makanan tidak halaldimakan). 

2. Apabila salah satu premis negatif, kesimpulan harus negatif juga, seperti: 

Premis Mayor  :  Semua penjahat tidak disenangi. 
Premis Minor   :  Sebagian kerabat adalah penjahat, jadi 
Kesimpulan      :  Sebagian kerabat tidak disenangi. 
(Kesimpulan tidak boleh: Sebagian pejabat disenangi) 

Dari dua premis yang sama-sama partikular tidak sah diambil kesimpulan,seperti:

Premis Mayor  : Beberapa pemimpin negeri tidak jujur. 
Premis Minor   : Banyak Artis adalah pemimpin negeri.
Kesimpulan      : Banyak Artis tidak jujur. 

3. Dari dua premis yang sama-sama negatif, tidak mendapat kesimpulan apa pun, karena tidak ada mata rantainya hubungkan kedua proposisi premisnya. Kesimpul diambil bila sedikitnya salah satu premisnya positif. Kesimpulan yang ditarik dari dua premis negatif adalah tidak sah. 

Premis Mayor  : Kerbau bukan Kelelawar. 
Premis Minor   : Kucing bukan Kelelawar. 
.….. (Tidak ada kesimpulan) 

Premis Mayor  : Tidak satu pun drama yang baik mudah dipertunjukkan 
Premis Minor   : Tidak satu pun drama Shakespeare mudah dipertunjukkan
Kesimpulan      :  Semua drama Shakespeare adalah baik. (Kesimpulan tidak sah) 

4. Paling tidak salah satu dari term penengah haru: (mencakup). Dari dua premis yang term penengahnya tidak term menghasilkan kesimpulan yang salah, seperti: 

Premis Mayor   :  Semua ikan berdarah dingin. 
Premis Minor    : Binatang ini berdarah dingin 
Kesimpulan       : Binatang ini adalah ikan. 
(Padahal binatang melata juga berdarah dingin) 

5. Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term predikat yang ada pada premisnya. Bila tidak, kesimpulan menjadi salah, seperti 

Premis Mayor   : Kucing adalah binatang. 
Premis Minor    : Kukang bukan kucing. 
Kesimpulan       : Kukang bukan binatang. 
(‘Binatang’ pada konklusi merupakan term negatif sedang-kan pada premis adalah positif) 

6. Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila term penengah bermakna maka kesimpulan menjadi lain, seperti: 

Premis Mayor   : Bulan itu bersinar di langit. 
Premis Minor    : Februari adalah bulan. 
Kesimpulan        : Februari bersinar di langit. 
(Bulan pada premis minor adalah nama dari ukuran waktu yang panjangnya 31 hari, sedangkan pada premis mayorberarti planet yang mengelilingi bumi). 

7. Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term menengah ( middle term ), begitu juga jika terdiri dari dua atau lebih dari tiga term tidak bisa diturunkan konklusinya. 

Premis Mayor   : Semua binatang mamalia melahirkan dan menyusui anaknya.
Premis Minor    : Sapi termasuk binatang mamalia.
Kesimpulan        Sapi binatang yang melahirkan dan menyusui anaknya.